Pulau Bali yang kaya akan budaya dan keindahan alam memiliki daya tarik tak terbantahkan. Salah satu yang menjadikan Bali sebagai magnet bagi wisatawan lokal maupun mancanegara adalah seni tari yang unik, indah dan sangat beragam. Salah satu dari ribuan ragam tari yang memiliki alur cerita sederhana namun penuh makna adalah Tari Oleg Tamulilingan.
Tari Oleg Tamulilingan merupakan tari Bali yang diciptakan pada tahun 1952 oleh I Mario atau lebih dikenal dengan nama I Ketut Marya. Beliau adalah maestro seni tari yang juga menciptakan Tari Kecak bersama Walter Spies. Pertunjukan Tari Oleg Tamulilingan hanya melibatkan dua orang, terdiri dari seorang penari perempuan dan seorang penari laki-laki. Tari ini dibawakan dengan sangat lincah, intim dan sangat gemas oleh penari perempuan dan penari laki-laki. Gerakan-gerakan lincah nan centil berpadu dan beradu menciptakan kisah romansa bersama dengan iringan tabuh gamelan nan merdu.
Tari Oleg Tamulilingan adalah personifikasi romantisme muda-mudi yang direpresentasikan dalam lagak kebahagiaan dua ekor kumbang yang bermain, saling menggoda sembari menikmati manisnya madu dan sari bunga. Kedua kumbang saling bertukar sapa tanpa kata melalui gerakan dan ekspresi wajah. Tari Oleg Tamulilingan mencapai puncaknya ketika gerakan tari yang semakin kompleks dan energik. Menggambarkan romansa yang semakin tumbuh dalam setiap gerakan. Layaknya muda-mudi yang memadu kasih, penghujung gerakannya mengalun perlahan, ibarat sebuah ketenangan yang ditemukan di dalam diri pasangannya. Sebuah gambaran tentang keseimbangan dalam kehidupan.
Kostum penari perempuan dan laki-laki dalam Tari Oleg Tamulilingan memiliki perbedaan yang cukup mencolok. Perbedaannya terdapat pada properti yang digunakan di kepala. Penari laki-laki menggunakan ledeng, sementara penari perempuan tampil menggunakan gelungan, sanggul, dan Bunga Semelat. Kostum Tari Oleg Tamulilingan membungkus dengan apik kesan maskulin sang kumbang jantan dan centil feminim sang kembang.
Tata rias Tari Oleg Tamulilingan pun juga memperlihatkan perbedaan dengan penekanan pada Srinata, hiasan wajah di bagian atas. Penari laki-laki menonjolkan alis tajam dan titik tengan, sementara penari perempuan menampilkan kombinasi alis hitam yang tajam dengan warna putih, serta eyeliner tajam di bawah mata. Keseluruhan tampilan tari Bali satu ini ditunjang oleh eyeshadow berbagai warna, menambahkan keindahan pada setiap gerakan tarian.
Garuda Wisnu Kencana Cultural Park turut menampilkan beragam tari Bali. Salah satunya adalah Tari Oleg Tamulilingan setiap hari nya pada jam 12.00 WITA di Amphitheater. Tari Oleg Tamulilingan GWK menampilkan sepasang penari wanita dan pria GWK yang memiliki chemistry yang kuat dengan alur kisah yang apik dan gerakan yang menawan.
Saksikan keindahan Tari Oleg Tamulilingan setiap hari di Amphitheater Garuda Wisnu Kencana Cultural Park pada Pukul 11.00 WITA. Beli tiket nya di sini atau bisa datang langsung ke loket tiket GWK Cultural Park.