Di balik kemegahan Garuda Wisnu Kencana (GWK), tersimpan kisah panjang tentang mahakarya tertinggi dan paling rumit dalam sejarah seni serta konstruksi Indonesia. GWK bukan sekadar patung monumental, tapi juga merupakan simbol kolaborasi luar biasa antara seni tradisional dan teknologi modern dalam skala yang mengagumkan. Proses pembuatan patung berlangsung selama lebih dari 28 tahun.
Proyek ini menghadapi tantangan teknis, filosofis, hingga finansial yang tidak mudah ditaklukkan. Di balik keberhasilan ini, Alam Sutera sebagai pengembang berperan penting dalam mewujudkan mimpi besar bangsa: menciptakan ikon budaya yang mampu berdiri sejajar dengan keajaiban dunia. Simak informasi lebih lengkap tentang proses pembuatan patung GWK secara menyeluruh dalam artikel berikut.
Kenapa Proses Pembuatan Patung GWK Dianggap yang Paling Rumit
Tak heran jika proses pembuatan patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) dinobatkan sebagai salah satu proyek seni paling rumit dalam sejarah Indonesia. Kompleksitasnya mencakup berbagai aspek, dari teknis hingga artistik, yang menjadikannya mahakarya tak tertandingi.
1. Skala dan Struktur yang Tak Biasa
Dengan tinggi mencapai 121 meter, GWK menjadi salah satu patung tertinggi di dunia. Dibangun dari sekitar 3.000 ton tembaga dan kuningan, patung ini terdiri atas 24 segmen besar yang dirangkai dari 754 modul. Untuk menopangnya, dibutuhkan rangka baja internal yang dirancang secara khusus agar mampu menahan beban ekstrem dan terpaan angin di kawasan perbukitan Bali.
2. Detail dan Kerajinan Tangan Tingkat Tinggi
Ribuan keping mozaik kaca emas ditempel satu per satu secara manual di mahkota Dewa Wisnu. Setiap ornamen, termasuk wajah, pakaian, dan sayap, dibuat mengikuti standar seni rupa klasik Bali. Teknik pewarnaan menggunakan cairan patina untuk menghasilkan efek khas tembaga tua dengan presisi tinggi.
3. Peralatan dan Metode Sederhana untuk Proyek Kolosal
Meski berskala raksasa, alat yang digunakan tetap sederhana seperti palu dan pahat dengan teknik pembentukan manual. Modul-modul besar dikirim dari Bandung ke Bali, lalu dirakit layaknya puzzle dengan akurasi luar biasa.
Baca juga: GWK Cultural Park: Jantung Wisata Budaya Bali yang Otentik dan Megah
Fase Panjang Proses Pembuatan Patung: Dari Ide ke Realita

Perjalanan panjang Garuda Wisnu Kencana (GWK) dimulai sejak tahun 1989. Namun, proyek ini sempat terhenti akibat krisis ekonomi 1998 yang melanda Indonesia, dan baru berhasil diselesaikan serta diresmikan hampir tiga dekade kemudian yaitu pada tahun 2018.
Selama prosesnya, GWK melewati lima fase besar: Konsepsi (gagasan awal), Formasi (desain dan rancangan), Transisi (adaptasi terhadap tantangan ekonomi dan politik), Implementasi (pembangunan teknis), hingga Manifestasi (peresmian sebagai ikon budaya).
Peran Alam Sutera sebagai pengembang menjadi titik balik penting dalam penyelesaian GWK. Dukungan mereka dalam fase akhir memungkinkan penyelesaian konstruksi dan revitalisasi kawasan, menjadikan GWK bukan hanya simbol seni, tapi juga kebangkitan infrastruktur budaya Indonesia.
Baca juga: Restoran Estetik di Bali Selatan: Jendela Bali Siap Jadi Jawabannya!
Eksplorasi Proses Rumit Ini Lewat Top of the Statue Tour

Tur interaktif di dalam Patung Garuda Wisnu Kencana menghadirkan pengalaman unik menjelajahi berbagai zona yang menampilkan sejarah, desain, dan proses teknis pembangunannya.
Pengunjung dapat melihat langsung bahan material, sketsa asli, ruang kerja arsitek, serta simulasi struktur rangka baja. Setiap elemen menggambarkan kompleksitas dan presisi luar biasa di balik penciptaan patung kolosal ini. Dari ground floor, Anda akan dibawa ke lantai 9 dan 23 untuk memulai Top of the Statue Tour ini. Berikut ulasannya.
1. Lantai 9

Top of the Statue Tour di Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) menawarkan pengalaman mendalam dan edukatif. Dimulai dari lantai 9, pengunjung disambut video animasi kisah mitologis Garuda Wisnu Kencana, dilanjutkan dengan zona “The Journey GWK” yang memaparkan perjalanan pembangunan patung dari ide awal, masa krisis, hingga penyelesaian di bawah pengelolaan Alam Sutera.
Di zona lain, pengunjung diajak mengenal tokoh-tokoh kunci, serta melihat ruang arsip yang memamerkan sketsa, bahan, dan suasana kerja arsitek. Selanjutnya, tersedia panel interaktif yang menjelaskan struktur rangka, proses pemasangan mozaik emas di mahkota, hingga sampel kulit patung berbahan tembaga.
Pengunjung juga bisa menyentuh ornamen asli, membaca filosofi senjata Dewa Wisnu, serta membandingkan tinggi GWK dengan patung-patung tertinggi dunia. Sebelum naik ke lantai 23, lift kaca memperlihatkan struktur dalam patung, menjadikan tur ini tak hanya spektakuler secara visual, tapi juga sarat nilai sejarah dan budaya.
2. Lantai 23

Di lantai 23 Patung GWK, pengunjung disambut pemandangan Bali dari ketinggian 90 meter. Tersedia peta wisata Bali, panel edukatif tentang budaya Asia, serta kisah tiga Dewa Hindu: Brahma, Wisnu, dan Siwa. Pengunjung juga bisa melihat struktur baja sayap patung, fragmen wajah Dewa Wisnu, dan dokumentasi acara besar seperti G20.
Terdapat panel tentang nilai budaya GWK, simbolisasi kearifan lokal, serta spot foto berlantaikan kaca yang menarik untuk diabadikan.
Baca juga: Kencana Oleh-Oleh Khas Bali di GWK Cultural Park, One-Stop-Solution Oleh-Oleh Bali yang Otentik!
Patung Garuda Wisnu Kencana bukan sekadar ikon pariwisata Bali, tetapi juga simbol nyata dari dedikasi, presisi teknik, dan kreativitas tanpa batas anak bangsa. Dibangun dengan visi besar dan proses panjang, GWK menjadi salah satu proyek seni dan arsitektur paling rumit dan ambisius di Indonesia.
Proses pembuatan patung GWK layak dikenang dan diabadikan sebagai bagian penting sejarah budaya modern. Ingin menyaksikan langsung keajaiban ini dari dekat? Saksikan sendiri detail dan kompleksitas luar biasa patung GWK melalui pengalaman eksklusif Top of the Statue Tour. Segera dapatkan tiket Anda dengan klik di sini!