Di tengah hiruk-pikuk pariwisata Pulau Dewata yang tak henti bergerak, GWK Cultural Park menjadi destinasi wisata yang mendedikasikan eksistensinya untuk mengabadikan sejarah serta membingkai kekayaan budaya Bali yang luhur. GWK Cultural Park membingkai ribuan kisah yang sarat makna lewat berbagai karya seni patung, seni tari, seni musik hingga seni lansekap yang ditata sedemikian rupa. Salah satunya kisah tentang Parahyangan Somaka Giri, sebuah tempat persembahyangan yang memiliki sumber mata air abadi, yang disucikan oleh masyarakat Hindu Bali yang tinggal di sekitarnya. Anda akan diajak untuk turut menyelami kisah tentang sumber mata air abadi ini, lewat kacamata budaya manusia Bali, sebuah pengalaman budaya dan spiritual yang akan mengajak Anda mengalami langsung keindahan budaya Bali.
Parahyangan Somaka Giri berlokasi di area Plaza Wisnu, dataran tertinggi di GWK Cultural Park, tempat didirikannya sosok patung Dewa Wisnu yang ikonik. Anda akan disambut dengan payung tedung Bali berwarna kuning putih, lengkap dengan umbul-umbul di sepanjang tangga masuknya. Langkah demi langkah yang Anda jejakkan saat meniti anak tangga ibarat perjalanan menembus jendela waktu, melangkah menuju dimensi yang tenang, sakral dan suci. Anda diwajibkan untuk mengenakan kain kamen sebagai simbol dalam menjaga laku serta adab kesopanan saat memasuki tempat yang disucikan.
Pertama Anda akan diajak untuk mengenal lebih dekat mengenai konsep Panca Maha Bhuta, 5 elemen dasar penyusun alam semesta dalam keyakinan Hindu Bali. Cahaya, Bumi, Air, Udara, dan Ruang Hampa berpadu menyusun dan menopang alam semesta. Setiap unsur memiliki tugas yang saling terkait satu dengan lainnya.
Parahyangan Somaka Giri dikatakan memiliki ikatan yang erat dengan elemen Anggapan ini berkaitan dengan keberadaan sumber mata air abadi, yang dipercaya memiliki daya magis dan anugerah yang mengalir di cadasnya bukit kapur. Merunut pada kepercayaan masyarakat sekitar, mata air abadi ini adalah sebuah anugerah karena tak akan pernah kering walau saat musim kemarau panjang. Selain itu, masyarakat juga menganggap Parahyangan Somaka Giri sebagai tempat yang disucikan karena digunakan untuk upacara persembahyangan.
Setelah mendengarkan kisah tentang Panca Maha Bhuta dan bila Anda berkenan, Anda akan diajak untuk mengikuti ritual doa yang dipimpin oleh seorang Jro Mangku, yang diberikan kepercayaan untuk merawat Parahyangan Somaka Giri ini. Doa-doa, harapan baik akan dipanjatkan bersama dengan iringan suara Bajra, yang dilanjutkan dengan percikan air suci. Di akhir ritual Anda akan mendapatkan gelang Tridatu, gelang tiga warna merah-putih-hitam sebagai simbol Tri Murti dalam agama Hindu.
Aktivitas budaya ini merupakan bagian dari kegiatan serta atraksi yang dapat Anda nikmati di GWK Cultural Park, yang sudah termasuk dalam harga tiket masuk yang dibayarkan. Lewat aktivitas ini Anda diajak untuk dapat merekam kisah dan cerita tentang keluhuran nilai budaya Bali saat berlibur ke GWK Cultural Park. Nilai-nilai yang lahir dan berkembang di tanah seribu pura. Kisah yang akan terus diceritakan dari generasi ke generasi, hingga abadi sepanjang peradaban manusia.
Follow Instagram @gwkbali dan Tiktok @gwk_bali untuk informasi dan konten seru lainnya.