Bali dengan segala pesonanya telah lama menjadi destinasi pariwisata favorit bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Pulau yang terkenal sebagai Pulau Dewata ini menyajikan keindahan alam yang memukau, kekayaan seni budaya dan tentunya patung tertinggi ke-4 di dunia, Patung Garuda Wisnu Kencana.
GWK Cultural Park sebagai rumah bagi mahakarya seni patung Garuda Wisnu Kencana menyajikan beragam pertunjukan seni budaya menjadi destinasi wisata terfavorit di Bali. Patung GWK yang megah telah menarik jutaan orang untuk berkunjung setiap tahunnya. Selain ukurannya yang mengesankan, terdapat juga fakta-fakta menarik yang membuatnya semakin unik dan menarik.
Mengalami Perubahan Desain Sebanyak 5 Kali
Patung GWK tidak hanya mengagumkan dalam hal ukuran, tetapi juga dalam sejarah pembangunannya. Desain patung GWK telah mengalami transformasi sebanyak lima kali, dengan penyesuaian yang mencakup perubahan pada sayap, ekor, singgasana, serta bentuk kepala garuda. Perubahan desain ini mencerminkan tekad untuk menciptakan karya seni yang semakin sempurna dan mendalam, menjadikan GWK Cultural Park sebagai salah satu pencapaian terbesar dalam dunia seni lanskap dan arsitektur di Bali.
Pembuatan Kulit Modul Ditempa Secara Manual
Untuk mencapai detail yang presisi, ribuan lembar tembaga ditempa secara manual dengan tangan. Modul kulit yang dipotong berbentuk segitiga, ditempa satu persatu hingga membentuk tekstur yang unik dan menyerupai tekstur kulit manusia.
Proses Pemasangan Kulit Modul Memakan Waktu Selama 35 Bulan
Lembaran kulit patung yang telah ditempa kemudian dirangkai menjadi bentuk modul. Total sebanyak 720 modul dibuat, rata-rata berukuran 3 x 4 meter. Modul kulit patung yang telah dirangkai dipersiapkan untuk pemasangan dengan menggunakan Heavy Duty Crane. Karena kondisi angin yang cukup kencang, proses pemasangan modul kulit patung ini memakan waktu hingga 35 bulan. Berkali-kali proses pemasangan modul harus ditunda jika kecepatan angin melebihi batas maksimum 10 knot atau 18,5 km/jam.
Kepala Garuda yang Menengok ke Kiri
Ternyata, desain kepala Garuda pada Patung GWK yang menghadap ke kiri mengandung makna yang dalam dan menginspirasi. Bagi sang seniman, desain ini dimaksudkan agar Garuda sebagai simbol perjuangan yang tulus tidak hanya melihat ke arah kebaikan (kanan), tetapi juga harus memandang ke arah keburukan (kiri) agar hidup dapat mencapai keseimbangan. Pesan filosofis ini mengajarkan kita tentang pentingnya memahami dualitas dalam kehidupan, dimana baik dan buruk merupakan bagian integral dari pengalaman manusia, dan dengan cara ini, kita dapat mencapai harmoni dan keselarasan dalam perjalanan hidup kita.
Warna Emas Mahkota Dewa Wisnu Dibuat dari Ribuan Keping Kaca Mozaik
Untuk mewujudkan kemegahan kata “Kencana” yang berarti emas, maka pada mahkota dan hiasan badong di pundak Dewa Wisnu dipergunakan ribuan keping kaca mozaik emas yang didatangkan khusus dari Italia, masing-masing berukuran 1,5 cm x 1,5 cm dengan lima variasi warna emas. Untuk mencapai detail yang presisi, setiap kepingan kaca mozaik dikerjakan dengan tangan dan ditempelkan satu persatu oleh seniman yang didatangkan khusus dari Pakistan.
Untuk mengetahui lebih banyak tentang kelanjutan fakta menarik seputar Patung GWK, Anda dapat mengikuti Tur Patung GWK dengan pilihan paket GWK Ultimate. Paket ini sudah termasuk tiket masuk GWK Cultural Park dan Tur dengan pemandu ke lantai 9 & 23 Patung GWK. Tur ini akan memberikan pengalaman yang lebih maksimal dan wawasan mendalam tentang proses pembangunan GWK yang mungkin belum Anda ketahui.
Untuk informasi lebih lanjut dan seputar fakta menarik lainnya, Anda bisa mengunjungi Instagram @gwkbali atau Tiktok @gwk_bali.