
Lebih dari destinasi wisata, Bali menjadi tempat di mana kearifan lokal merupakan nafas dalam kehidupan setiap hari. Value yang masih dipegang hingga saat ini menjadikan pulau cantik ini otentik, sehingga tetap memiliki ciri khas yang menjaga budaya, alam, dan spiritualitas dalam keseimbangan yang harmonis. Kearifan kearifan lokal di Bali kemudian dapat terlihat nyata di setiap sudut GWK Cultural Park, yang merupakan manifestasi dari nafas Bali itu sendiri.
Secara mendasar kearifan lokal sendiri merupakan pandangan hidup, pengetahuan, value, serta praktik yang tumbuh dan berkembang dalam sebuah komunitas tertentu. Dalam konteks Bali, hal ini kemudian terwujud dalam berbagai hal nyata yang ada di masyarakat hingga saat ini.
Beberapa konsep mendasar seperti Tri Hita Karana, Tat Twam Asi, semangat gotong royong, ritual dan tarian adat yang penuh makna, terus dilestarikan sebagai bagian dari Pulau Dewata itu sendiri.
Baca juga: 20 Wisata Bali yang Wajib Dikunjungi, GWK Paling Ikonik
Beberapa Contoh Kearifan Lokal di Bali

Sedikit disebut tentang Tri Hita Karana sebagai salah satu bentuk kearifan lokal di Bali, sejatinya hal ini adalah filosofi Hindu Bali yang sifatnya fundamental. Tri Hita Karana menjelaskan tentang tiga penyebab kebahagiaan lewat hubungan harmonis antara manusia dan elemen lainnya.
Pertama adalah Parahyangan, atau hubungan manusia dengan Tuhan, kemudian Pawongan, adalah hubungan manusia dengan sesama manusia, dan Palemahan, yakni hubungan manusia dengna alam.
Konsep ini berfokus pada pentingnya keseimbangan hubungan manusia dengan tiga elemen tadi dalam rangka menjaga keharmonisan dan kesejahteraan dalam kehidupan selama berada di dunia.
Tri Hita Karana menjadi salah satu bentuk kearifan lokal yang masih dipegang oleh masyarakat Bali secara umum, dan menghasilkan keselarasan antara hubungan vertikal dengan para dewa dan Tuhan yang kuat, hubungan antar manusia yang harmonis, serta sifat menghargai alam sebagai tempat hidup sehingga terus dijaga dengan sepenuh hati.
GWK Cultural Park, Pusat Pelestarian Kearifan Lokal
Garuda Wisnu Kencana Cultural Park kemudian hadir sebagai pusat pelestarian kearifan lokal. Tidak sekedar destinasi wisata yang bisa dikunjungi, Anda juga akan mendatangi pusat pelestarian budaya Bali yang terpadu, mengkombinasikan nilai-nilai kearifan mendasar dengan elemen modern, sehingga apa yang jadi pegangan tetap dapat beradaptasi dengan perkembangan jaman.
Filosofi GWK
Patung Garuda Wisnu Kencana yang menjadi objek utama dari GWK Cultural Park sendiri memiliki makna filosofis yang mendalam. Patung ini menjadi lambang kebijaksanaan, pengabdian, serta perlindungan, nilai luhur yang sejalan dengan kearifan lokal Bali.
Setiap detailnya mengandung value yang tidak sekedar indah disampaikan, namun praktis, dapat dirasakan dalam kehidupan setiap hari di dalam masyarakat Bali.
Berpegang pada Konsep Tri Hita Karana
Patung ini juga dirancang, dibangun, dan disajikan dengan memegang konsep Tri Hita Karana. Elemen dewa atau Tuhan disajikan dalam manifestasi Dewa Wisnu, kemudian elemen manusia dapat terlihat dari kesepenuhatian pengerjaan patung dari tahap perencanaan hingga peresmian, serta elemen alam dapat terlihat dari pengelolaan area taman budaya dengan mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan.
Dapat dikatakan bahwa taman budaya Garuda Wisnu Kencana menjadi wujud nyata penerapan konsep Tri Hita Karana dalam praktik bermasyarakat, berbudaya, dan berkesenian, menghasilkan harmonisasi tiga elemen besar dalam bentuk yang dapat dinikmati secara langsung.
Baca juga: Kencana Souvenir GWK, Tempat Belanja Oleh-Oleh di Bali
Ragam Kearifan Lokal yang Terwujud di GWK Cultural Park

GWK Cultural Park terus melestarikan kearifan lokal di Bali dengan berbagai upaya, salah satunya dengan pertunjukan dan arsitektur yang ada di dalamnya. Lebih lengkap, ragam kearifan lokal yang bisa Anda jumpai adalah sebagai berikut.
1. Seni Tari dan Pertunjukan
Mulai dari Baraong Show, Kecak Garuda Wisnu, serta berbagai pertunjukan lain, semua tersaji dalam setiap venue pertunjukan yang tersebar di GWK. Setiap pertunjukan ini selalu mengandung filosofi dan cerita yang bermakna di dalamnya.
Pertunjukan yang diadakan di GWK Cultural Park juga dibawakan oleh seniman Bali asli, sebagai bentuk nyata kolaborasi budaya dari dan untuk masyarakat Bali.
2. Musik dan Ritual Budaya
Selain itu ada pula pertunjukan musik tradisional secara langsung yang dimainkan oleh seniman Bali. Menjadi cerminan nyata dari kesabaran, harmoni, dan kebersamaan, yang mengiringi setiap show dan perjalanan Anda selama menjelajah GWK Cultural Park.
3. Arsitektur dan Tata Ruang GWK Cultural Park
Kearifan lokal di Bali juga tampak dari arsitektur dan tata ruang GWK Cultural Park yang otentik. Anda dapat dengan mudah melihat simbolisme di setiap desain patung, venue, panggung, serta berbagai elemen lain yang secara fisik hadir di lingkungan taman budaya.
Masing-masing hadir dengan maknanya sendiri, memasukkan nilai-nilai luhur yang terus ada dan berkembang seiring berjalannya waktu.
4. Keramahtamahan dan Etika Pelayanan
Setiap staf GWK Cultural Park memegang teguh nilai ngayah, atau melayani dengan hati. Anda sebagai pengunjung akan merasakan hal ini secara langsung setiap kali bertemu dengan staf yang kami miliki.
Ketika Anda datang, Anda akan disambut dengan seopan santun dan senyum tulus, menjadikan kesan hangat dan bersahaja melekat pada nuansa yang tercipta.
Dampak Kearifan Lokal di Bali, Mulai dari Pelestarian hingga Inspirasi Global
Berwisata di GWK Cultural Park berarti memasuki ruang belajar budaya yang praktis. Taman budaya yang satu ini menyisipkan nilai-nilai luhur Bali dalam setiap elemennya, sehingga kemanapun Anda melangkah, Anda akan dapat mempelajari hal baru.
Nilai-nilai seperti harmoni, penghormatan, serta ketulusan, menjadi inspirasi bagi wisatawan mancanegara yang datang ke GWK Cultural park. Tentu, untuk wisatawan lokal hal ini juga akan lebih terasa, sebab budaya Bali juga sangat erat kaitannya dengan budaya nasional Indonesia.
Keberadaan GWK Cultural Park praktis memegang peranan penting untuk memperkenalkan soft power budaya Bali dan Indonesia kepada dunia, dalam, bentuk yang dapat dinikmati, memiliki ketegasan, serta luwes beradaptasi dengan perkembangan global.
Cara Menghargai dan Mengalami Kearifan Lokal saat Berkunjung ke GWK Cultural Park

Untuk mendapatkan pengalaman terbaik selama berkunjung ke tempat ini, setidaknya terdapat empat tips yang dapat Anda terapkan.
- Pertama, datanglah lebih awal untuk menyaksikan berbagai pertunjukan budaya yang secara rutin digelar.
- Kedua, kunjungi area edukasi dan galeri seni lokal untuk menyerap nilai-nilai luhur dari karya yang ada.
- Ketiga, hormati tata cara dan simbol suci yang ada di area taman. Anda dapat dengan mudah mengenalinya saat melihatnya.
- Keempat, berinteraksi dengan sopan bersama pemandu dan seniman lokal yang hadir di area GWK Cultural Park.
Baca juga: Seru! Jelajah GWK Cultural Park Saat Liburan Keluarga
Secara mendasar, kearifan lokal di Bali bukan merupakan hal yang berada di masa lalu, namun justru menjadi identitas khas yang ada dan terus tumbuh di GWK Cultural Park. Untuk merasakannya secara langsung, Anda dapat segera Beli Tiket Masuk GWK Cultural Park secara Online sekarang juga, dan menikmati harmoni antara budaya, seni, dan keramahan masyarakat Bali yang hidup di setiap langkah GWK Cultural Park!